Kamis, 17 Oktober 2013

Tertanam rasa perih
dalam diri, sakitnya hati terseyat luka.
Tertipu aku disini, cintaku terbagi membawa luka.

Kau tinggal aku saat ku terjatuh
Kau berpaling saat aku membutuhkanmu
I still love You
Hanya itu balasanku



Bukan dendam yang kupunya saat kau jauh
Bukan benci yang ku tanam saat kau menghindar
Bukan pula sakit hati yang ku berikan saat tak ada jawaban
Hanya kata2 ini yang aku punya tanpa berharap kau mau membacanya...

Mengapa kau musti datang?
menambah beban hidup yg kelam..
tersisih asa yg hilang..
aku ingin mati..
itupun jika tuhan mempersetuju..
bukan karena km yg begitu ku cinta..
tpi karna ku memang hrus terluka.
sakit !
perih !


tapi kan pendam luka ini..
agar kau mengerti.
betapa tulus rasa cintaku..
sampai ku rela mati..
“HANYA KARENA LUKA”



Sekebun cinta telah berbunga
secabang kasih telah terasa
sesejuk embun pagi yg menetes dan mengalir
membasahi rerumputan..

seindah pelangi yg melukis langit kala bumi


sejuk dengan air hujan..
begitulah umpama kata-2mu padaku..

dulu kau sangat memikatku dngan kata2 indah
yg selalu kau ucapkan padaku
dan dengan janji manis yg kau luakan padaku..

namun kenapa saat aku terbuai
dngn semua yg kau berikan
engkau merampas dariku dlm sekejap mata
kau membuatku terbakar oleh api cinta
dan kau hancurkan bangunan
cinta yg aku bangun dngn susah payah

DEMI TUHAN
sungguh diri ini dahulu sangatlah berharga
sungguh air mata ini sangatlah mahal untuk
aku teteskan pada seorang kekasih

tapi kenapa di saat ini air mataku tak henti-2nya menetes
saat ku ingat akan kecurangan dirimu
kenapa air mata ini sangatlah murah kepadamu

kau memberikan cinta yg palsu padaku
yg aku anggap adalah cinta yg keluar dari lubuk hatimu..
tapi ternyata cinta itu hanya kau jadikan
sarana untuk mendapatkan dia..

bodohnya diriku
mengenggam erat cinta itu
dalam hatiku
APA PERNAH AKU MENYAKITIMU..

KASIH
jangankan aku berniat untuk menyakiti hatimu..
sehelai rambutmupun tak pernah aku lukai..

kini di saat kau sudah bersamanya
aku hanya bisa memandangi kecurangan
warna bunga impianku
MENYESALPUN TIADA GUNA LAGI..

aku tak mungkin memilikimu
karna aku di anggap menyusahkan
untuk meraih impianmu
siapakah diriku..??

aku sadar diri ini anak orang tak punya
yg mengharapkan cinta dari anak seorang raja
kau bagaikan merpati yg bisa terbang
sesuka hatimu...

sedangkan aku..??
bagaikan siput yg berjalan satu langkah saja
harus susah payah untuk menjalaninya..

aku yg selalu di landa gelap dan sunyi
yg hanya bisa tersenyum kala terbit sang mentari
aku sadari semua.

tapi biarlah
biarlah penyesalan ini yg selalu aku kenang
tampa kau curangipun aku akan melepasmu
karena itu memang pilihanmu..

biarlah ini menjadi suatu pelajaran
bagi insan yg tak punya ini
agar tak mengharap lagi di cintai oleh
seorang kekasih sepertimu..
meski dalam lubuk hati yg terdalam
mengadu pada tuhan

aku juga ingin TUHAN
aku berhak mendapatkan
yg seperti dia
yg tampa melihat kekurangan dan kelebihanku..
aku membuat kata2 ini
karena aku mencintaimu..

langit malam ini begitu cengeng..
ini tempat yg salah berpikir
TENTANGMU..ini waktu yg salah 



untuk seseorang YANG BARU..

ini adalah rasa yg paling BURUK..
Aku selalu ingat.. ketika kamu
mencintaiku dengan TULUS..
tapi aku menyakitimu dan
membiarkanmu PERGI..

itu adalah kesalahan TERBURUK
yg pernah aku lakukan..
Aku tahu..
hati yang luka tak pernah
bisa benar-benar sembuh.

dalam suatu kesempatan kita
menjadi sahabat baik.
itu karena aku tak mampu
UCAPKAN
selamat tinggal..

sepanjang waktu ini aku selalu
merasa SENDIRIAN..
aku sering berjalan di tengah hujan
karena tidak akan ada yang tahu
aku sedang menangis..

seandainya aku bisa menyimpan semua
AIR MATAKU..
maka..
akan kupakai
untuk BER DO'A.
dan berharap kamu kembali..

aku tahu..
lucu jika seseorang
yang bisa menyakitimu
tapi..
kamu masih mencintainya
dengan sisa potongan hatimu..

tapi aku akan berusaha
meskipun itu terlihat tak ada GUNANYA..

aku tidak akan menyerah.
Aku tak tahu 
pesona apa yg ada dalam dirimu
yg membuatku jadi seperti ini
aku tak kuat 
aku tak bisa bila tak mendengar suaramu 
sehari bahkan seminggu
aku tak bisa menahan resah rindu
walau dengan foto,aku bisa terhibur
aku bisa melihat kehidupan yg abadi




ku berharap kau pun begitu kepadaku
untuk selalu mencintai dan menyayangiku
biarpun kau jauh
tapi aku akan tetap selalu menunggumu

..senyumu..
masih terlihat di mataku
senyum bahagia yg termanis
dan bibir yg tak ku kenal
meski hanya beberapa saat
namun senyum itu begitu berarti
..senyumu..
membawa sejuta kebahagiaan
memberi seribu tanya ?????
apa arti sebuah senyuman itu
hingga detik ini..
aku tak pernah tau jawabannya.

Di keheningan hari ini
aku merenung seorang diri
di tempat kerinduanku aku berfikir
betapa jauhnya engkau dariku.
Kini aku sadar bahwa
engkau sangat berarti bagiku
rasa rinduku menyiksa batinku.
Aku hanya bisa mendengar suaramu
tanpa bisa memandangmu
betapa ingin aku bertemu denganmu
tapi kau begitu jauh dariku
takkan pernah aku buang dalam hatiku

Akan ku ukir namamu dalam hatiku
bahwa aku sangat menyayangimu..

Trimakasih..
untuk nafas kegelisahan yg kau hadirkan
untuk getar rindu yg kau tiupkan
untuk sebuah mimpi yg kau ciptakan
Trimakasihku tentangmu..
yg selalu menggangu hari-hariku
dan setiap detik kehidupanku
Tentangmu
yg bembuat terpasung
dalam getaran rindu yg tanpa henti..

jika seandainya aku tau 
cintamu bukan untukku
mungkin aku takkan pernah 
membuang waktu
hanya untuk memilikimu


dari dulu aku selalu mencoba
melakukan yang terbaik
dan mencoba untuk tidak
melukai hatimu

tapi kenyataannya
yang kulakukan begitu sia-sia
yang kulakukan hanya mendapatkan luka

sedih..
pillu...
dan hanya air mata yang tertinggal

aku hanya kau buat sebagai pelampiasanmu
aku hanya kau buat sebagai cadanganmu
sungguh menyedihkan yang kau laukan ini

tapi kan kucoba untuk tidak membencimu
dan membuat semua ini akan menjadi pelajaran
terima kasih atas luka yang kau berikan kepadaku


ya ALLAH
berikanlah aku satu ke percayaan lagi
maka aku akan pegang amanah itu
sampaikan nafasku bila ku tak berhembus lagi
agar kau dapat membukanya 
dan menemukan kembali
cintaku yang telah pergi..


ya ALLAH
tunjukan padaku sekali lagi..
dimana letak pintu kebahagiaan itu..
berilah aku satu harapan lagi
agar hidupku ini berjalan penuh arti..

ya ALLAH
datangkanlah kembali
cintaku yang telah pergi..
supaya bisa kutunjukan pada dirinya
betapa aku sangat membutuhkannya dan
sangat memujanya..

dan jika kau perkenalkan ya ALLAH
berilah aku satu nafas lagi
yang akan kujadikan roh ke dua
bagi orang yang aku cintai
sampai detak jantungku berakhir..

Tiada guna ku menunggumu disini
karna kini kau telah bersamanya
kau duakan cintaku yang selalu setia menantimu



dan kini semua rasa itu telah sirnah
kan kupendam akan semua rasa ini
kan ku jadikan sebuah keabadian dalam hidupku

aku tau bahwa kau takkan pernah
kembali lagi bersamaku
karna kau lebih memilih untuk bersamanya

haruskah ku ahiri hidup ini
agar kutak dapat merasakan luka ini
luka yang sungguh-sungguh meremukan hatiku
hingga membuatku tak berdaya
hingga membuatku tak tau apa yang harus
aku lakukan tuk menghadapi semua ini

karna luka ini sungguh sangat sulit untuk membuatku
bangkit dari kenyataan yang harus aku hadapi
dan kini telah aku sadari
bahwa kau tercipta bukan untukku
tapi kau di ciptakan untuk untuk bersamanya

DAN KINI AKU TELAH MENGERTI
BAHWA CINTA MEMANG TAK HARUS MEMILIKI

Sayangku
seandainya hari ini
hari terakhir buatku
Izinkan aku menantap wajahmu..
berikan aku seukir senyum manismu
agar aku dapat bernafas
menciumu harum wewangian itu
yg menusuk ronggaku..

Sesungguhnya hati ini senang
saat bersama denganmu
ketika bergelak ketawa denganmu,
aku bahagia...
Apabila menangis denganmu,
aku jg ikut bahagia...

Hati ini bertrimakasih
karena kau sudi berkongsi dalam rasa ini..
dan membuka pintu hatimu buatku
meskipun kau tahu siapa aku..
Sayangku
hadirmu mengubah segalanya,
memori lukaku terhapus semuanya..
Apa yg ada..
cuma rasa cintaku padamu
dan aku juga tau engkau juga begitu..
Sayangku
biarpun bahagia ini cuma sementara,
ku harap engkau merelakannya...
Sayangku
aku tidak bisa lama lagi,pandanganku ini berat sekali..
sekiranya jatuh kelopak ini,
maka carilah pengganti...
agar kau gembira lagi
biar kau tidak berpatah hati
karena aku tidak dapat bersama denganmu
meminta dan mencari cinta
menyimpul dan memahat rindu..
sayangku
selepas aku pergi,
aku yakin kau akan dapat melihat alam ini.
Takdir ILAHI telah memanggil kembali..
terimalah mata ini biarpun
wajahmu tidak pernah ditatap olehmu
yg selama ini hidup bersamaku.

Selama ini aku coba mengerti 
mengalah dan sabar hadapi sikapmu
kadang bertentangan dengan hati kecilku
menutupi kesedihanku dengan senyuman...

Andai kau tahu rasaku 

begitu sangat kau berarti
begitu besar rasa sayangku
berapa kali kau menyakiti  selalu ku ma'afkan..

Tapi kenapa tak membuatmu sadar

aku yag selalu mengertimu
tapi kau tak mau mengertiku
walau itu hanya sedikit saja..

Sampai waktu terus berlalu

kehadiranmu selalu mendatangkan kesedihan
aku selalu hubungan kita bisa kembali indah
tapi aku sadar kau selamanya takkan berubah..

^puisi

Ingatkah dahulu ..
Saat awal kita bertemu ..
Walaupun ada perasaan malu ..
Tapi ku coba untuk beranikan diriku ..

Perlahan tapi pasti ..
Kudekati dirimu ..
Karna hati ini ..
Tak bisa menahan akan rasa ini ..

Kunyatakan cintaku ..
Tanpa rasa ragu sedikitpun ..
Betapa bahagia hati ini ..
Saat kamu berkata iya ..

Mungkin petaka mungkin juga petanda ..
Tidak berapa lama hubungan kita ..
Kau meminta mengakhirinya ..
Karena kau lebih memilihnya ..

Ku tak sanggup berkata kata ..
Walau ku tau rasa sakitnya ..
Namun ku terus mencoba ..
Untuk tak memikirkannya ..

Namun ..
Mulut bisa berdusta ..
Tapi rasa sakit dihati ini ..
Membuat semuanya nyata ..

Aku tak sanggup kehilangan mu
Aku tak rela melepas mu
Namun kau memilih dirinya
Bukan diriku

Mungkin memang sulit melupakanmu ..
Mungkin pilu rasa hatiku ..
Namun sekarang aku tahu ..
Mungkin kau tercipta bukan lah untuk diriku ..

Slamat Tinggal Sayangku, Slamat tinggal kenangan, Selamat Jalan Masa laluku ..
Semua ku lakukan, karena aku cinta padamu

Rabu, 16 Oktober 2013

puisi

Rasa Rindu ku

kau mengajari ku melebur dalam gelap tanpa harus lenyap
merengkuh rasa takut tanpa perlu susut
ku terdiam dan terbangun dari ilusi
namun aku tak memilih untuk pergi
aku merindukan mu
disaat aku merasakan kesepian
aku merindukan mu ketika
aku terbangun dari ilusi ku
aku merindukanmu ketika
aku teringat akan sapa lembut mu

puisi

Tatapan matamu

Matamu memberikan pancaran cahaya yang indah
Mata mu adalah mata yang paling indah yang pernah ku lihat
Sinar matamu membuat hati ku menjadi tenang
Tatapan mata mu mampu menembus dinding serta relung hatiku
Sorot matamu mampu mengalihkan setiap pandangan ku
Mata mu membuat ku merasakan sesuatu
Sesuatu yang tak dapat ku ungkapkan dengan kata
Hanya dengan selembar kertas dan sebuah tinta hitam
Ku mampu untuk mengungkapkan segala rasa yang ada di dalam hati ku


puisi

puisi Cinta
Senyummu
Terlintas di benakku akan senyum manis mu
Terukir senyummu di khayal ku
seakan engkau berada di depanku
Senyum mu begitu memukau hati
Aku terhanyut dalam senyum manismu
Senyum mu memberiku rasa yang berbeda
Rasa yang membuat hari-hari ku
menjadi bermakna
senyum mu seakan tak terlewatkan
dalam setiap detik waktu yang ku lalui
dalam setiap ingatan yang ku bayangkan
karena engkau adalah senyum terindah ku

Sabtu, 12 Oktober 2013

biografi Taufik Ismail

Taufiq Ismail lahir di Bukittinggi, 25 Juni 1935. Masa kanak-kanak sebelum sekolah dilalui di Pekalongan. Ia pertama masuk sekolah rakyat di Solo. Selanjutnya, ia berpindah ke Semarang, Salatiga, dan menamatkan sekolah rakyat di Yogya. Ia masuk SMP di Bukittinggi, SMA di Bogor, dan kembali ke Pekalongan. Pada tahun 1956–1957 ia memenangkan beasiswa American Field Service Interntional School guna mengikuti Whitefish Bay High School di Milwaukee, Wisconsin, AS, angkatan pertama dari Indonesia



Ia melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, Universitas Indonesia (sekarang IPB), dan tamat pada tahun1963. Pada tahun 1971–1972 dan 1991–1992 ia mengikuti International Writing Program, University of Iowa, Iowa City, Amerika Serikat. Ia juga belajar pada Faculty of Languange and Literature, American University in Cairo, Mesir, pada tahun 1993. Karena pecah Perang Teluk, Taufiq pulang ke Indonesia sebelum selesai studi bahasanya.

Semasa mahasiswa Taufiq Ismail aktif dalam berbagai kegiatan. Tercatat, ia pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa FKHP UI (1960–1961) dan Wakil Ketua Dewan Mahasiswa (1960–1962).
Ia pernah mengajar sebagai guru bahasa di SMA Regina Pacis, Bogor (1963-1965), guru Ilmu Pengantar Peternakan di Pesantren Darul Fallah, Ciampea (1962), dan asisten dosen Manajemen Peternakan Fakultas Peternakan, Universitas Indonesia Bogor dan IPB (1961-1964). Karena menandatangani Manifes Kebudayaan, yang dinyatakan terlarang oleh Presiden Soekarno, ia batal dikirim untuk studi lanjutan ke Universitas Kentucky dan Florida. Ia kemudian dipecat sebagai pegawai negeri pada tahun 1964.

Taufiq menjadi kolumnis Harian KAMI pada tahun 1966-1970. Kemudian, Taufiq bersama Mochtar Lubis, P.K. Oyong, Zaini, dan Arief Budiman mendirikan Yayasan Indonesia, yang kemudian juga melahirkan majalah sastra Horison (1966). Sampai sekarang ini ia memimpin majalah itu.
Taufiq merupakan salah seorang pendiri Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Taman Ismail Marzuki (TIM), dan Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) (1968). Di ketiga lembaga itu Taufiq mendapat berbagai tugas, yaitu Sekretaris Pelaksana DKJ, Pj. Direktur TIM, dan Rektor LPKJ (1968–1978). Setelah berhenti dari tugas itu, Taufiq bekerja di perusahaan swasta, sebagai Manajer Hubungan Luar PT Unilever Indonesia (1978-1990).

Pada tahun 1993 Taufiq diundang menjadi pengarang tamu di Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, Malaysia.
Sebagai penyair, Taufiq telah membacakan puisinya di berbagai tempat, baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Dalam setiap peristiwa yang bersejarah di Indonesia Taufiq selalu tampil dengan membacakan puisi-puisinya, seperti jatuhnya Rezim Soeharto, peristiwa Trisakti, dan peristiwa Pengeboman Bali.

Hasil karya:

1. Tirani, Birpen KAMI Pusat (1966)
2. Benteng, Litera ( 1966)
3. Buku Tamu Musium Perjuangan, Dewan Kesenian Jakarta (buklet baca puisi) (1972)
4. Sajak Ladang Jagung, Pustaka Jaya (1974)
5. Kenalkan, Saya Hewan (sajak anak-anak), Aries Lima (1976)
6. Puisi-puisi Langit,
Yayasan Ananda (buklet baca puisi) (1990)
7. Tirani dan Benteng, Yayasan Ananda (cetak ulang gabungan) (1993)
8. Prahara Budaya (bersama D.S. Moeljanto), Mizan (1995)
9. Ketika Kata Ketika Warna (editor bersama Sutardji Calzoum Bachri, Hamid Jabbar, Amri Yahya, dan Agus Dermawan, antologi puisi 50 penyair dan repoduksi lukisan 50 pelukis, dua bahasa, memperingati ulangtahun ke-50 RI), Yayasan Ananda (1995)
10. Seulawah — Antologi Sastra Aceh (editor bersama L.K. Ara dan Hasyim K.S.), Yayasan Nusantara bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Khusus Istimewa Aceh (1995)
11. Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia, Yayasan Ananda (199 8)
12. Dari Fansuri ke Handayani (editor bersama Hamid Jabbar, Herry Dim, Agus R. Sarjono, Joni Ariadinata, Jamal D. Rahman, Cecep Syamsul Hari, dan Moh. Wan Anwar, antologi sastra Indonesia dalam program SBSB 2001), Horison-Kakilangit-Ford Foundation (2001)
13. Horison Sastra Indonesia, empat jilid meliputi Kitab Puisi (1), Kitab Cerita Pendek (2), Kitab Nukilan Novel (3), dan Kitab Drama (4) (editor bersama Hamid Jabbar, Agus R. Sarjono, Joni Ariadinata, Herry Dim, Jamal D. Rahman, Cecep Syamsul Hari, dan Moh. Wan Anwar, antologi sastra Indonesia dalam program SBSB 2000-2001, Horison-Kakilangit-Ford Foundation (2002)

Karya terjemahan:
1. Banjour Tristesse (terjemahan novel karya Francoise Sagan, 1960)
2. Cerita tentang Atom (terjemahan karya Mau Freeman, 1962)
3. Membangun Kembali Pikiran Agama dalam Islam (dari buku The Reconstruction of Religious Thought in Islam, M. Iqbal (bersama Ali Audah dan Goenawan Mohamad), Tintamas (1964)

Atas kerja sama dengan musisi sejak 1974, terutama dengan Himpunan Musik Bimbo (Hardjakusumah bersaudara), Chrisye, Ian Antono, dan Ucok Harahap, Taufiq telah menghasilkan sebanyak 75 lagu.

Ia pernah mewakili Indonesia baca puisi dan festival sastra di 24 kota di Asia, Amerika, Australia, Eropa, dan Afrika sejak 1970. Puisinya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa, Sunda, Bali, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan Cina.

Kegiatan kemasyarakatan yang dilakukannnya, antara lain menjadi pengurus perpustakaan PII, Pekalongan (1954-56), bersama S.N. Ratmana merangkap sekretaris PII Cabang Pekalongan, Ketua Lembaga Kesenian Alam Minangkabau (1984-86), Pendiri Badan Pembina Yayasan Bina Antarbudaya (1985) dan kini menjadi ketuanya, serta bekerja sama dengan badan beasiswa American Field Service, AS menyelenggarakan pertukaran pelajar. Pada tahun 1974–1976 ia terpilih sebagai anggota Dewan Penyantun Board of Trustees AFS International, New York.

Ia juga membantu LSM Geram (Gerakan Antimadat, pimpinan Sofyan Ali). Dalam kampanye antinarkoba ia menulis puisi dan lirik lagu “Genderang Perang Melawan Narkoba” dan “Himne Anak Muda Keluar dari Neraka” dan digubah Ian Antono). Dalam kegiatan itu, bersama empat tokoh masyarakat lain, Taufiq mendapat penghargaan dari Presiden Megawati (2002).

Kini Taufiq menjadi anggota Badan Pertimbangan Bahasa, Pusat Bahasa dan konsultan Balai Pustaka, di samping aktif sebagai redaktur senior majalah Horison.

Anugerah yang diterima:

1. Anugerah Seni dari Pemerintah RI (1970)
2. Cultural Visit Award dari Pemerintah Australia (1977)
3.South East Asia (SEA) Write Award dari Kerajaan Thailand (1994)
4. Penulisan Karya Sastra dari Pusat Bahasa (1994)
5. Sastrawan Nusantara dari Negeri Johor,
Malaysia (1999)
6. Doctor honoris causa dari Universitas Negeri Yogyakarta (2003)

Taufiq Ismail menikah dengan Esiyati Yatim pada tahun 1971 dan dikaruniai seorang anak laki-laki, Bram Ismail. Bersama keluarga ia tinggal di Jalan Utan Kayu Raya 66-E, Jakarta 13120.

biografi Taufik Ismail

Taufiq Ismail lahir di Bukittinggi, 25 Juni 1935. Masa kanak-kanak sebelum sekolah dilalui di Pekalongan. Ia pertama masuk sekolah rakyat di Solo. Selanjutnya, ia berpindah ke Semarang, Salatiga, dan menamatkan sekolah rakyat di Yogya. Ia masuk SMP di Bukittinggi, SMA di Bogor, dan kembali ke Pekalongan. Pada tahun 1956–1957 ia memenangkan beasiswa American Field Service Interntional School guna mengikuti Whitefish Bay High School di Milwaukee, Wisconsin, AS, angkatan pertama dari Indonesia



Ia melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, Universitas Indonesia (sekarang IPB), dan tamat pada tahun1963. Pada tahun 1971–1972 dan 1991–1992 ia mengikuti International Writing Program, University of Iowa, Iowa City, Amerika Serikat. Ia juga belajar pada Faculty of Languange and Literature, American University in Cairo, Mesir, pada tahun 1993. Karena pecah Perang Teluk, Taufiq pulang ke Indonesia sebelum selesai studi bahasanya.

Semasa mahasiswa Taufiq Ismail aktif dalam berbagai kegiatan. Tercatat, ia pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa FKHP UI (1960–1961) dan Wakil Ketua Dewan Mahasiswa (1960–1962).
Ia pernah mengajar sebagai guru bahasa di SMA Regina Pacis, Bogor (1963-1965), guru Ilmu Pengantar Peternakan di Pesantren Darul Fallah, Ciampea (1962), dan asisten dosen Manajemen Peternakan Fakultas Peternakan, Universitas Indonesia Bogor dan IPB (1961-1964). Karena menandatangani Manifes Kebudayaan, yang dinyatakan terlarang oleh Presiden Soekarno, ia batal dikirim untuk studi lanjutan ke Universitas Kentucky dan Florida. Ia kemudian dipecat sebagai pegawai negeri pada tahun 1964.

Taufiq menjadi kolumnis Harian KAMI pada tahun 1966-1970. Kemudian, Taufiq bersama Mochtar Lubis, P.K. Oyong, Zaini, dan Arief Budiman mendirikan Yayasan Indonesia, yang kemudian juga melahirkan majalah sastra Horison (1966). Sampai sekarang ini ia memimpin majalah itu.
Taufiq merupakan salah seorang pendiri Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Taman Ismail Marzuki (TIM), dan Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) (1968). Di ketiga lembaga itu Taufiq mendapat berbagai tugas, yaitu Sekretaris Pelaksana DKJ, Pj. Direktur TIM, dan Rektor LPKJ (1968–1978). Setelah berhenti dari tugas itu, Taufiq bekerja di perusahaan swasta, sebagai Manajer Hubungan Luar PT Unilever Indonesia (1978-1990).

Pada tahun 1993 Taufiq diundang menjadi pengarang tamu di Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, Malaysia.
Sebagai penyair, Taufiq telah membacakan puisinya di berbagai tempat, baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Dalam setiap peristiwa yang bersejarah di Indonesia Taufiq selalu tampil dengan membacakan puisi-puisinya, seperti jatuhnya Rezim Soeharto, peristiwa Trisakti, dan peristiwa Pengeboman Bali.

Hasil karya:

1. Tirani, Birpen KAMI Pusat (1966)
2. Benteng, Litera ( 1966)
3. Buku Tamu Musium Perjuangan, Dewan Kesenian Jakarta (buklet baca puisi) (1972)
4. Sajak Ladang Jagung, Pustaka Jaya (1974)
5. Kenalkan, Saya Hewan (sajak anak-anak), Aries Lima (1976)
6. Puisi-puisi Langit,
Yayasan Ananda (buklet baca puisi) (1990)
7. Tirani dan Benteng, Yayasan Ananda (cetak ulang gabungan) (1993)
8. Prahara Budaya (bersama D.S. Moeljanto), Mizan (1995)
9. Ketika Kata Ketika Warna (editor bersama Sutardji Calzoum Bachri, Hamid Jabbar, Amri Yahya, dan Agus Dermawan, antologi puisi 50 penyair dan repoduksi lukisan 50 pelukis, dua bahasa, memperingati ulangtahun ke-50 RI), Yayasan Ananda (1995)
10. Seulawah — Antologi Sastra Aceh (editor bersama L.K. Ara dan Hasyim K.S.), Yayasan Nusantara bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Khusus Istimewa Aceh (1995)
11. Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia, Yayasan Ananda (199 8)
12. Dari Fansuri ke Handayani (editor bersama Hamid Jabbar, Herry Dim, Agus R. Sarjono, Joni Ariadinata, Jamal D. Rahman, Cecep Syamsul Hari, dan Moh. Wan Anwar, antologi sastra Indonesia dalam program SBSB 2001), Horison-Kakilangit-Ford Foundation (2001)
13. Horison Sastra Indonesia, empat jilid meliputi Kitab Puisi (1), Kitab Cerita Pendek (2), Kitab Nukilan Novel (3), dan Kitab Drama (4) (editor bersama Hamid Jabbar, Agus R. Sarjono, Joni Ariadinata, Herry Dim, Jamal D. Rahman, Cecep Syamsul Hari, dan Moh. Wan Anwar, antologi sastra Indonesia dalam program SBSB 2000-2001, Horison-Kakilangit-Ford Foundation (2002)

Karya terjemahan:
1. Banjour Tristesse (terjemahan novel karya Francoise Sagan, 1960)
2. Cerita tentang Atom (terjemahan karya Mau Freeman, 1962)
3. Membangun Kembali Pikiran Agama dalam Islam (dari buku The Reconstruction of Religious Thought in Islam, M. Iqbal (bersama Ali Audah dan Goenawan Mohamad), Tintamas (1964)

Atas kerja sama dengan musisi sejak 1974, terutama dengan Himpunan Musik Bimbo (Hardjakusumah bersaudara), Chrisye, Ian Antono, dan Ucok Harahap, Taufiq telah menghasilkan sebanyak 75 lagu.

Ia pernah mewakili Indonesia baca puisi dan festival sastra di 24 kota di Asia, Amerika, Australia, Eropa, dan Afrika sejak 1970. Puisinya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa, Sunda, Bali, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan Cina.

Kegiatan kemasyarakatan yang dilakukannnya, antara lain menjadi pengurus perpustakaan PII, Pekalongan (1954-56), bersama S.N. Ratmana merangkap sekretaris PII Cabang Pekalongan, Ketua Lembaga Kesenian Alam Minangkabau (1984-86), Pendiri Badan Pembina Yayasan Bina Antarbudaya (1985) dan kini menjadi ketuanya, serta bekerja sama dengan badan beasiswa American Field Service, AS menyelenggarakan pertukaran pelajar. Pada tahun 1974–1976 ia terpilih sebagai anggota Dewan Penyantun Board of Trustees AFS International, New York.

Ia juga membantu LSM Geram (Gerakan Antimadat, pimpinan Sofyan Ali). Dalam kampanye antinarkoba ia menulis puisi dan lirik lagu “Genderang Perang Melawan Narkoba” dan “Himne Anak Muda Keluar dari Neraka” dan digubah Ian Antono). Dalam kegiatan itu, bersama empat tokoh masyarakat lain, Taufiq mendapat penghargaan dari Presiden Megawati (2002).

Kini Taufiq menjadi anggota Badan Pertimbangan Bahasa, Pusat Bahasa dan konsultan Balai Pustaka, di samping aktif sebagai redaktur senior majalah Horison.

Anugerah yang diterima:

1. Anugerah Seni dari Pemerintah RI (1970)
2. Cultural Visit Award dari Pemerintah Australia (1977)
3.South East Asia (SEA) Write Award dari Kerajaan Thailand (1994)
4. Penulisan Karya Sastra dari Pusat Bahasa (1994)
5. Sastrawan Nusantara dari Negeri Johor,
Malaysia (1999)
6. Doctor honoris causa dari Universitas Negeri Yogyakarta (2003)

Taufiq Ismail menikah dengan Esiyati Yatim pada tahun 1971 dan dikaruniai seorang anak laki-laki, Bram Ismail. Bersama keluarga ia tinggal di Jalan Utan Kayu Raya 66-E, Jakarta 13120.

puisi

Guruku
 
Suci dan ikhlas pemberianmu
dari kami buta menjadi tahu
Suci dan ikhlas pengorbananmu
tiada ternilai jasa baikmu

Engkau laksana lampu dalam kegelapan
Yang menerangi alam kalbuku
Engkau bagaikan angin
Yang selalu berbisik tentang kebaikan

Namamu selalu bergelora
Dalam hatiku
Jasa dan benih yang engkau tanam
Kini telah tumbuh bersemi

puisi

Guruku
 
Suci dan ikhlas pemberianmu
dari kami buta menjadi tahu
Suci dan ikhlas pengorbananmu
tiada ternilai jasa baikmu

Engkau laksana lampu dalam kegelapan
Yang menerangi alam kalbuku
Engkau bagaikan angin
Yang selalu berbisik tentang kebaikan

Namamu selalu bergelora
Dalam hatiku
Jasa dan benih yang engkau tanam
Kini telah tumbuh bersemi

pantun

Buah apel buah jambu
Tak lupa juga buah mengkudu
Kalau kau mau kenalan padaku
Ijin dulu pada orang tuaku

pantun

Buah apel buah jambu
Tak lupa juga buah mengkudu
Kalau kau mau kenalan padaku
Ijin dulu pada orang tuaku

pantun

Dari Jawa berlayar ke Sumatera
Tak lupa juga ke Papua
Kalau kau ingin masuk surga
Dengarkanlah petuah orang tua

pantun

 
Ada kelinci di balik semak
ternyata memakan buah mangga
jadilah seorang anak
yang berbakti kepada orang tua

puisi

Pergi Menghilang

beribu hari telah ku lewati tanpa hadirnya senyummu
senyummu yang membuat setiap hariku berwarna
senyummu yang dulu membuat cerah hari-hariku
tetapi sekarang, tak tahu entah dimana

sembunyi dari setiap nafasku
sembunyi dari segala hal yang aku lakukan
sembunyi dari setiap nafas yang aku hembuskan
sembunyi dari setiap detik yang aku jalani

hingga sekarang ...
tak tahu dimana dirimu
yang dulu selalu ada dalam keseharianku
yang dulu selalu ada dalam keadaanku